Project’s Detail

DESKRIPSI TUGAS AKHIR :
PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN KERJA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DAN MATRIKS RISIKO PADA PEKERJAAN TUBUH BENDUNG PROYEK PEMBANGUNAN PRASARANA INTAKE SEPAKU DI PT. ADHI KARYA-SELARAS-IKHSAN, KSO
Abstrak (Abstracts)
PT. Adhi Karya-Selaras-Ikhsan, KSO carried out the Intake Infrastructure Development Project and Sepaku River Transmission Pipeline, North Penajam Paser Regency aimed at providing raw water. The purpose of this study is to identify hazards, conduct risk assessment analysis and control K3 risk. This study uses the first 2 methods, namely Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) to identify hazards and conduct risk assessments using the Risk Priority Number (RPN) value. The second method is the Risk Matrix to determine the risk control carried out. The data collection technique carried out was using interview data of 22 workers and field HSE and literature study data. The results of this study are the identification of work accident risks, there are 4 components of work with 26 work accident risks. In earthworks, soil excavation activities are found that heavy equipment is at risk of rolling over due to avalanches and workers are ordered by heavy equipment. In foundation work that the risk of pile damage and noise from the pounding tool (diesel hammer). In work floor work, the risk of work accidents identified workers electrocuted from the vibrator machine cable. Meanwhile, in the work of the weir body wall in ironing work, it was identified that the hand was pinched due to the bending of the reinforcing iron; on formwork work it was identified that the workers hand was pierced and hit by a hammer; and on foundry work identified exposed to concrete mortar. And the risk assessment analysis is that the highest risk of work accidents is in formwork work activities with the risk of work accidents pierced by nails with a value of RPN 120, and hands hit / hit by hammers with a value of RPN 108. Risk control that must be carried out is HSE or supervisors or inspecting workers or on the tools and materials used, it can be ascertained that workers do not work in unhealthy conditions because it can interfere with worker activities. Workers must be told how important personal protective equipment (PPE) is for themselves. Every construction company is expected to implement Occupational Safety and Health both inside the project and outside the project. PT. Adhi Karya-Selaras-Ikhsan,KSO melaksanakan Proyek Pembangunan Prasarana Intake Dan Jaringan Pipa Transmisi Sungai Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara bertujuan untuk menyediakan air baku. Tujuan dari penelitian ini mengidentifikasi bahaya atau risiko kecelakaan kerja, melakukan analisis penilaian risiko dan pengendalian risiko K3. Penelitian ini menggunakan 2 metode yang pertama yaitu Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi bahaya dan melakukan analisis penilaian risiko memakai nilai Risk Priority Number (RPN). Metode yang kedua yaitu Matriks Risiko untuk menentukan pengendalian risiko yang dilakukan dan penentuan level risiko. Teknik pengambilan data yang dilakukan yaitu menggunakan data wawancara 22 pekerja di lapangan dan HSE. Kemudian juga memakai data studi literatur. Hasil penelitian ini yaitu identifikasi risiko kecelakaan kerja terdapat 4 komponen pekerjaan dengan 26 risiko kecelakaan kerja. Pada pekerjaan tanah aktivitas galian tanah terdapat bahwa alat berat yang berisiko terguling karena longsoran dan pekerja tertiban alat berat. Pada pekerjaan pondasi bahwa risiko kejatohan tiang pancang dan suara bising dari alat penumbukkan (diesel hammer). Pada pekerjaan lantai kerja teridentifikasi risiko kecelakaan kerja pekerja tersengat listrik dari kabel mesin vibrator. Sedangkan pada pekerjaan dinding tubuh bendung pada pekerjaan pembesian teridentifikasi tangan terjepit akibat pembengkokan besi tulangan; pada pekerjaan bekisting teridentifikasi bahwa tangan pekerja tertusuk dan terpukul palu; dan pada pekerjaan pengecoran teridentifikasi terkena adukan beton. Dan analisis penilaian risiko yaitu risiko kecelakaan kerja yang paling tinggi ada pada aktivitas pekerjaan bekisting dengan risiko kecelakaan kerja tertusuk paku dengan nilai RPN 120, dan tangan terkena/terpukul palu dengan nilai RPN 108. Pengendalian risiko yang harus dilaksanakan yaitu HSE atau pengawas atau melakukan inspeksi terhadap pekerja ataupun terhadap alat dan material yang dipakai, bisa dipastikan pekerja tidak bekerja dalam kondisi yang tidak sehat karena itu bisa mengganggu aktivitas pekerja. Pekerja wajib diberitahukan betapa pentingnya alat pelindung diri (APD) bagi diri mereka sendiri. Setiap perusahaan konstruksi diharapkan menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik di dalam proyek maupun di luar proyek.

Keyword : FMEA, Matriks Risiko, RPN

Nilai Properti
: IRA AYU PUSPITA SARI, : 922020035, : Politeknik Negeri Balikpapan, : TEKNIK SIPIL, : 2023, : Indonesia, : Tugas Akhir, : Prepustakaan Poltekba,

 

Download Full Text
Pembimbing
Candra Irawan, S.T., M.Si.

E-mail :candra.irawan@poltekba.ac.id

www.poltekba.ac.id
Mohamad Isram M.Ain, S.T., M.Sc

E-mail :

www.poltekba.ac.id
https://www.elementbike.id/data/selotgacorku/https://karanganbungacilacap.com/https://karanganbungacilacap.com/selotgacorku/https://sipolahta.dispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/fontawesome-free/-/slot186/https://dupak.dinkes.jatimprov.go.id/public/storage/-/https://simawa.upnvj.ac.id/uploads/temp/smaxwin/https://e-learning.uniba-bpn.ac.id/rahasia/https://www.elementbike.id/product/slot186/https://bpiw.pu.go.id/image/scatter/http://lms.sipil.ft.unand.ac.id/layouts/https://e-learning.universitasbumigora.ac.id/local/maxclub/