DESKRIPSI TUGAS AKHIR :
INFILTRASI TANAH DAN DAMPAKNYA DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN TUJUAN WISATA PANTAI KOTA BALIKPAPAN KECAMATAN BALIKPAPAN TIMUR
Abstrak (Abstracts)
The city of Balikpapan has abundant tourism potential, especially in the natural and coastal tourism sector, with the topography of hills, forests, and its location by the sea. The beach is the main attraction with complete facilities for visitors. For sustainable tourism development, special attention is needed to environmental aspects, including hydrology and soil infiltration. Infiltration, the process of absorbing water into the soil, is important in regulating the relationship between rain intensity and infiltration rate. In East Balikpapan District, the development of tourism infrastructure can change the characteristics of the soil and water absorption capacity, which if not managed properly can cause environmental problems. This research aims to reveal the impact of soil infiltration on the development of coastal tourism areas in East Balikpapan District, as well as provide recommendations for better environmental management in supporting sustainable tourism. This study uses Hortons method to calculate the rate of water infiltration against soil, as well as the USDA method for soil classification and soil physical properties based on moisture content. This approach aims to analyze and understand how water infiltration affects the soil in coastal tourism areas, as well as provide deeper insights into soil conditions that can support sustainable tourism development in East Balikpapan District. The results of the study showed the infiltration rate and water content at various beaches in Balikpapan, East Balikpapan District, which showed significant variations in each location. Jelasena Beach 1 (P11) has the highest infiltration rate of 39.6 cm/hour, while Manggar Beach 3 (P8) has the lowest infiltration rate of 1.2 cm/hour. The moisture content varied between 5.9% at Jelasena 1 Beach (P11) to 22.5% at Manggar 3 Beach (P8). Overall, the soil type at all measurement points was sand based on the USDA classification. These results show that high infiltration values can reduce waterlogging on the surface, keep tourist areas comfortable and safe, and reduce the need for complex drainage systems. In contrast, low infiltration values cause waterlogging, disrupt visitor comfort and safety, and increase maintenance and repair costs. Kota Balikpapan memiliki potensi pariwisata yang melimpah, terutama dalam sektor wisata alam dan pantai, dengan topografi perbukitan, hutan, dan letaknya di tepi laut. Pantai menjadi daya tarik utama dengan fasilitas lengkap bagi pengunjung. Untuk pengembangan wisata berkelanjutan, diperlukan perhatian khusus terhadap aspek lingkungan, termasuk hidrologi dan infiltrasi tanah. Infiltrasi, proses penyerapan air ke dalam tanah, penting dalam mengatur hubungan antara intensitas hujan dan laju infiltrasi. Di Kecamatan Balikpapan Timur, pembangunan infrastruktur wisata dapat mengubah karakteristik tanah dan kapasitas penyerapan air, yang jika tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan masalah lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengungkap dampak infiltrasi tanah terhadap pengembangan kawasan wisata pantai di Kecamatan Balikpapan Timur, serta memberikan rekomendasi untuk pengelolaan lingkungan yang lebih baik dalam mendukung pariwisata berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode Horton untuk menghitung laju infiltrasi air terhadap tanah, serta metode USDA untuk klasifikasi tanah dan sifat fisik tanah berdasarkan kadar air. Pendekatan ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami bagaimana infiltrasi air mempengaruhi tanah di kawasan wisata pantai, serta memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai kondisi tanah yang dapat mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Kecamatan Balikpapan Timur. Hasil penelitian menunjukkan laju infiltrasi dan kadar air di berbagai pantai di Balikpapan, Kecamatan Balikpapan Timur, yang menunjukkan variasi signifikan di tiap Lokasi. Pantai Jelasena 1 (P11) memiliki laju infiltrasi tertinggi sebesar 39,6 cm/jam, sedangkan Pantai Manggar 3 (P8) memiliki laju infiltrasi terendah sebesar 1,2 cm/jam. Kadar air bervariasi antara 5,9% di Pantai Jelasena 1 (P11) hingga 22,5% di Pantai Manggar 3 (P8). Secara keseluruhan, jenis tanah di semua titik pengukuran adalah pasir (sand) berdasarkan klasifikasi USDA. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai infiltrasi yang tinggi dapat mengurangi genangan air di permukaan, menjaga area wisata tetap nyaman dan aman, serta mengurangi kebutuhan sistem drainase yang kompleks. Sebaliknya, nilai infiltrasi yang rendah menyebabkan genangan air, mengganggu kenyamanan dan keselamatan pengunjung, serta meningkatkan biaya perawatan dan perbaikan.Keyword : Beach, Infiltration, Horton, USDA